Proses
dan Tahapan Dalam Strategi Konseling Traumatik
Proses konseling traumatik terlaksana
karena hubungan konseling berjalan dengan baik. Proses konseling traumatik
adalah peristiwa tengah berlangsung dan memberi makna bagi klien yang mengalami
trauma dan memberi makna pula bagi konselor yang membantu mengatasi trauma
kliennya.
Trauma sebagai penyakit emosional tidak
dapat sembuh langsung jadi, tetapi memerlukan proses dan tahapan-tahapan mulai
dari tahapan pencegahan, penanggulangan dan penyembuhan. Dalam upaya
penyembuhan/tindak lanjut upaya pemulihan dapat digunakan dengan tiga bentuk
terapi yaitu terapi dengan penggunakan obat-obatan, terapi melalui elektronik
(eletro-shock therapy) dan terapi melalui pendekatan psikologi (psycho-therapy)
yang dilaksanakan oleh para ahli di bidangnya masing-masing. Sesuai dengan
ruang lingkup pembahasan, dalam makalah ini difokuskan hanya pada alternatif
terapi ketiga yaitu terapi psikologis.
Terapi psikologi merupakan bantuan
layanan yang menggunakan pendekatan psikologis, pendidikan dan lingkup budaya.
Tujuannya adalah untuk membantu klien menguasai kemampuan tertentu sehingga
dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Sebagaimana proses konseling pada
umumnya, proses dalam strategi konseling traumatik juga dibagi atas tiga
tahapan, yaitu tahap awal konseling, tahap pertengahan (tahap kerja), dan tahap
akhir konseling (Achmad Juntika Nurihsan).
- Tahap Awal Konseling
Tahap awal ini terjadi sejak klien
bertemu dengan konselor hingga berjalan proses konseling dan menemukan definisi
masalah trauma klien. Cavanagh (1982) menyebut tahap ini dengan istilah
introduction, infitation dan environmental support. Adapun yang dilakukan oleh
konselor dalam proses konseling pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1.
Membangun hubungan konseling traumatic
yang melibatkan klien yang mengalami trauma
2.
Memperjelas dan mendefenisikan masalah
trauma
3.
Membuat penjajakan alternative bantuan
untuk mengatasi masalah trauma
4.
Menegosiasikan kontrak
- Tahap Pertengahan Konseling
Berdasarkan kejelasan trauma klien yang
disepakati pada tahap awal, kegiatan selanjutnya adalah mengkonfrontasikan
pada: 1) penjelajahan trauma yang dialami klien, 2) bantuan apa yang akan
diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajahi tentang trauma klien.
Adapun tujuan pada tahap ini adalah:
1.
Menjelajahi serta mengeksplorasi trauma
serta kepedulian klien dan lingkungannya dalam mengatasi trauma tersebut
2.
Menjaga agar hubungan konseling selalu
terpelihara
3.
roses konseling agar berjalan sesuai
kontrak
- Tahap Akhir Konseling
Cavanagh (1982) menyebut tahap ini
dengan istilah termination. Pada tahap ini, konseling ditandai dengn beberapa
hal berikut ini:
- Menurunnya
kecemasan klien, hal ini diketahui setelah konselor menanyakan keadaan
kecemasanya
- Adanya perubahan
perilaku klien kearah yang lebih positif, sehat dan dinamik
- Adanya tujuan
hidup yang jelas di masa yang akan datang dengan program yang jelas pula
- Terjadinya
perubaha sikap yang positif terhadap masalah yang dialaminya, dapat
mengoreksi diri dan meniadakan sikap yang suka menyalahkan dunia luar
seperti orang tua, teman dan keadaan yang tidak menguntungkan
Tujusan tahap akhir ini adalah
memutuskan perubahan sikap dan perilaku yang tidak bermasalah. Klien dapat
melakukan keputusan tersebut karena klien sejak awal berkomunikasi dengan
memutuskan perubahan sikap tersebut. Adapun tujuan lainnya dari tahap ini
adalah:
- Terjadinya
transfer of learning pada diri klien
- Melaksanakan
perubahan perilaku klien agar mampu mengatasi masalahnya
- Mengakhiri
hubungan konseling.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar