Kamis, 13 Agustus 2020

ADAPTASI DI LINGKUNGAN SEKOLAH BARU


ADAPTASI DI LINGKUNGAN SEKOLAH BARU

Penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah yang baru
Setiap memasuki lingkungan yang baru kita pasti akan merasa asing, karena belum mengenalnya, sering merasa bingung, malu takut serta ragu-ragu , banyak ditemukan hal-hal yang baru yang tidak ditemukan pada waktu sekolah di kemarin. Ada peribahasa yang mengatakan “ kalau tak kenal maka tak sayang” ini berarti kita harus mengenal lingkungan yang baru supaya dapat menyayanginya atau merasa senang. Kalau kita sayang dan merasa senang maka kita akan betah tinggal di dalam sekolah yang baru sehingga kita dapat bermain dengan gembira, belajar dengan tenang dan dapat meraih prestasi yang optimal.
      Untuk itu kita harus mengenal dan memahami segala sesuatu yang ada dilingkungan  sekolah yang baru kita masuki, antara lain :
            1.       Mata pelajaran yang ada diantara nya :
a.       Pendidikan Agama
b.      PPKn
c.       Bahasa dan Sastra Indonesia
d.      Bahasa Inggris
f.        Matematika
g.       IPA, antara lain:  Biologi dan Fisika
h.      IPS, anatar lain : Sejarah, Geografi, Ekonomi
i.         Pendidikan Kesenian
j.        Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
k.       Ketrampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi
l.         Ketrampilan Elektronika
m.    Tata Boga
n.      Tata Busana/ Menjahit
o.      Pembiasaan
p.      Kegiatan ekstrakurikuler.

            2.       Guru-guru yang mengajar
            3.       Ruang Perpustakaan
            4.       Ruang Laborat
            5.       Kamar mandi / WC
            6.       Ruang  Kepala Sekolah, TU, Guru, BK
            7.       Teman-teman satu kekas.

      Selain guru mata pelajaran , ada juga guru khusus yang membimbing siswa apabila menemui kesulitan atau problem dalam belajar, bergaul, dan juga membantu siswa dalam mengembangkan bakat minat yang dimilikinya, guru tersebut adalah Guru BK / Konselor sekolah. Di setiap kelas terdapat guru yang bertanggung jawab mengurus dan mengawasi kelasnya, juga berfungsi sebagai pengganti orang tua di sekolah, yang disebut dengan nama wali kelas .
      Di Sekolah yang baru kita akan mempunyai teman-teman yang berasal dari sekolah  lain, juga kakak kelas, sebaiknya kita harus bisa bergaul dengannya. Selain itu ada juga kegiatan di luar jam pelajaran sekolah yang disebut dengan ekstrakurikuler, seperti : pramuka, PMR, PKS, kesenian, bela diri, keagamaan, kita bebas memilih kegiatan tersebut sesuai dengan bakat dan hobi kita masing-masing.

Belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah baru
      Salah satu aspek keberhasilan seseorang dalam belajar dilingkungan yang baru, adalah harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang akan  ditempati. Agar bisa belajar dengan baik dan supaya bisa mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan demikian maka siswa harus tahu seluk beluk, serta dapat menyesuaikan dengan : Tata tertib sekolah, peraturan sekolah, sifat atau cara mengajar Bapak/ Ibu guru, sifat-sifat teman-teman satu kelas dan sifat kakak kelasnya. Agar dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar di Sekolah tanpa banyak permasalahan, atau hambatan.
      Dengan belajar menyesuaikan diri dengan berbagai komponen-komponen sekolah dilingkungan yang baru, maka harapannya para siswa dapat belajar dengan lebih efektip dan dapat berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuanya masing-masing. Adapun sekolah merupakan tempat terjadinya proses kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan belajar di Sekolah , selain harus dapat belajar menyesuaikan diri dengan komponen-komponen lingkungan sekolah, juga sangat tergantung dari cara belajar yang harus dilakukan oleh siswa, berikut ini ada beberapa cara belajar di Sekolah, antara lain :

Persiapan belajar dalam mengikuti KBM
Dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, maka siswa sebaiknya melakukan:
a.       Doa, sebelum pelajaran dimulai , agar diberi kemudahan dalam mengikuti pelajaran.
b.      Menyiapkan diri sebelum guru masuk kelas, seperti menyiapkan buku dan alat-alat tulis.
c.       Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru mengenai pelajaran yang sedang dibahas dengan penuh konsentrasi sehingga dapat memahami dan mengerti dengan mudah.
d.      Bertanya kepada guru bila belum jelas atau belum mengerti.
e.      Mencatat hal-hal yang penting. 
f.        Diskusikan dengan teman-teman materi yang dipelajari, sehingga memperoleh pemahaman dan kesamaan pendapat
g.       Membuat kesimpulan dari materi pelajaran yang dibahas.


Belajar mandiri.
Belajar mandiri adalah proses belajar yang dilakukan oleh siswa sendiri, tanpa harus disuruh oleh orang lain. Dengan membahas materi pelajaran yang ada dibuku-buku  pelajaran atau buku modul, paket, pada jam-jam kosong, serta mendapat tugas dari guru atau guru piket. Belajar mandiri dapat dilakukan di Sekolah maupun di rumah, dari hasil belajar mandiri siswa akan mampu membuat suatu kesimpulan dan menyelesaikan tugas-tugas dari guru. Pengertian belajar mandiri menurut Hiemstra  adalah sebagai berikut:
1.    Setiap individu berusaha meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan. 
2.    Belajar mandiri dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada pada setiap orang dan situasi pembelajaran. 
3.    Belajar mandiri bukan berarti memisahkan diri dengan orang lain. 
4.    Dengan belajar mandiri, siswa dapat mentransferkan hasil belajarnya yang berupa pengetahuan dan keterampilan ke dalam situasi yang lain. 
5.    Siswa yang melakukan belajar mandiri dapat melibatkan berbagai sumber daya dan aktivitas, seperti: membaca sendiri, belajar kelompok, latihan-latihan, dialog elektronik, dan kegiatan korespondensi. 
6.    Peran efektif guru dalam belajar mandiri masih dimungkinkan, seperti dialog dengan siswa, pencarian sumber, mengevaluasi hasil, dan memberi gagasan-gagasan kreatif. 
7.    Beberapa institusi pendidikan sedang mengembangkan belajar mandiri menjadi program yang lebih terbuka (seperti Universitas Terbuka) sebagai alternatif pembelajaran yang bersifat individual dan programprogram inovatif lainnya.

Belajar kelompok
Belajar kelompok merupakan kegiatan belajar bersama-sama antara beberapa siswa dalam satu kelompok, untuk membahas materi pelajaran yang diberikan atau ditugaskan oleh gurunya. Anggota kelompok sebaiknya antara tiga sampai enam orang siswa, agar tidak terlalu ramai, dan dapat membahas materi pelajaran dengan baik. Dalam kegiatan belajar kelompok biasanya diadakan diskusi kelompok yaitu membahas persoalan tertentu secara bersama-sama dengan menampung berbagai pendapat dari masing-masing anggota kelompok, kemudian diambil suatu kesimpulan atau  hasil pendapat kelompok. 

Contoh  salah satu cara belajar kelompok antara lain :
a.       Menentukan anggota dan jumlahnya
b.      Menentukan topik dan membaca buku atau modul pelajaran bersama-sama.   
c.       Merangkum atau meringkas materi pelajaran
d.      Mengerjakan tugas-tugas atau latihan-latihan bersama.
e.      Mengadakan tanya jawab, satu siswa bertanya kepada siswa lainya memberi  jawaban dan dapat dilakukan secara bergantian.
Mengadakan tanya jawab, membahas pokok-pokok persoalan tersebut diatas kemudian menampung berbagai pendapat dari anggota kelompok kemudian membuat kesimpulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Karakteristik Generasi Z

  Nama Guru                : Mitha Aviska, S. Pd  Mata Pelajaran         : Bimbingan dan Konseling Kelas                            : XII IP...